KOMUNIKASI
KOMUNIKASI
- Latar belakang
Hubungan
yang hangat sangat dipengaruhi kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dengan
orang lain. Proses komunikasi yang kita lakukan setiap hari berfungsi untuk memupuk dan
memelihara hubungan kita dengan lingkungan. Oleh sebab itu keterampilan berkomunikasi memiliki arti
penting dalam kehidupan organisasi.
Littlejohn
(2002) menjelaskan bahwa komunikasi berlangsung dalam tingkatan konteks yaitu
komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi dan yang
terakhir komunikasi massa. Pembagian tingkatan komunikasi tersebut tidak
bersifat terpisah satu sama lain. Pada tingkatan yang lebih tinggi, komunikasi
juga mencakup bentuk-bentuk kmunikasi pada tingkatan yang lebih rendah.
Maka dapat dipahami bahwa dalam
komunikasi organisasi, terdapat pula komunikasi kelompok dan komunikasi
interpersonal yang terjadi di dalamnya. Selain kedua bentuk komunikasi
tersebut, dalam komunikasi organisasi juga memiliki iklim komunikasi, budaya
organisasi serta jenis komunikasi lainnya.
- Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah proses dimana
seseorang berusaha untuk memberikan pengertian atau pesan kepada orang lain
melalui pesan simbolis. Komunikasi bisa dilakukan secara langsung maupun tidak
langsung, dengan menggunakan berbagai media komunikasi yang tersedia.
Komunikasi langsung berarti komunikasi disampaikan tanpa penggunaan mediator
atau perantara, sedangkan komunikasi tidak langsung berarti sebaliknya.
Berdasarkan pengertian diatas, maka
komunikasi memiliki beberapa elemen penting, yaitu:
- Komunikasi
melibatkan orang-orang, sehingga
komunikasi yang efektif terkait dengan bagaimana orang-orang dapat berinteraksi
satu sama lain secara lebih efektif.
- Komunikasi
berarti terjadinya berbagi informasi atau pemberian informasi maupun pengertian
(sharing meaning), sehingga agar pemberian informasi maupun pengertian ini
dapat terjadi, maka pihak-pihak yang berkomunikasi perlu menyadari dan mengerti
berbagai istilah atau pengertian yang mereka gunakan dalam melakukan komunikasi.
Jika tidak, maka kemungkinan terjadinya salah persepsi dalam komunikasi sangat
tinggi.
- Komunikasi
melibatkan simbol-simbol, yang berarti komunikasi dapat berupa bahasa tubuh,
suara, huruf, angka, dan lain-lain sebagai bentuk simbolis dari komunikasi yang
dilakukan.
- Komunikasi antara atasan dan bawahan dalam suatu organisasi
Di
dalam suatu organisasi
itu selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk
kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari pemimpin dan bawahan/karyawan.
Di antara kedua belah pihak harus ada komunikasi dua arah untuk itu diperlukan
adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita
pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Salah satu
bentuk komunikasi tersebut adalah komunikasi atasan dengan bawahan yang meliputi komunikasi
interpersonal. Komunikasi interpersonal adalah transaksi antara individu dengan
lingkungan sekitarnya, yang meliputi orang lain seperti teman, keluarga, anak,
rekan kerja, dan bahkan orang asing (Myers & Myers, 1992).
Dalam
lingkup organisasi, komunikasi interpersonal menentukan keberhasilan sebuah
organisasi. Proses komunikasi yang terjadi di dalam organisasi khususnya yang
menyangkut komunikasi antara pimpinan dan karyawan merupakan faktor penting
dalam menciptakan suatu organisasi yang efektif. Komunikasi efektif tergantung
dari hubungan atasan bawahan yang memuaskan yang dibangun berdasarkan iklim dan
kepercayaan atau suasana organisasi yang positif. Agar hubungan ini berhasil,
harus ada kepercayaan dan keterbukaan antara atasan dan bawahan (Muhammad,
2001). Keterbukan dan kepercayaan ini terbentuk dari proses komunikasi
interpersonal yang efektif.
- Tujuan Informasi yang dikomunikasikan ke Bawah
Menurut Katz dan
Kahn dalam Purwanto (2003), komunikasi dari atas ke bawah mempunyai lima tujuan
pokok, yaitu:
- Memberikan
pengarahan atau instruksi kerja tertentu. Tipe informasi ini memusatkan
pada apa yang harus karyawan lakukan dan bagaimana melakukannya. Instruksi
kerja yang berbentuk perintah, pengarahan, penjelasan dan deskripsi
pekerjaan merupakan cara untuk menyampaikan informasi jenis ini.
- Memberikan
informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan. Tipe informasi ini
bertujuan agar karyawan mengetahui bagaimana pekerjaan mereka berhubungan
dengan tugas-tugas dan posisi lainnya dalam organisasi dan mengapa mereka
melakukan pekerjaannya. Dengan kata lain, tipe informasi ini membantu
karyawan mengetahui bagaimana pekerjaan mereka membantu organisasi dalam
mencapai tujuannya.
- Memberikan
informasi tentang prosedur dan praktik organisasional. Karyawan diberikan
informasi mengenai jumlah jam kerja, gaji, program pensiun, asuransi
kesehatan, liburan dan ijin cuti, program insentif, penalti dan hukuman.
- Memberikan
umpan balik pelaksanaan kerja kepada para karyawan. Informasi mengenai
hasil kerja karyawan sangat penting dalam mempertahankan operasional
perusahaan. Karyawan sering mengeluh, seperti mereka tidak tau bgaimana
supervisor melihat performans mereka.
- Menyajikan
informasi mengenai aspek ideologi dalam membantu organisasi menanamkan
pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai.
- Bentuk Komunikasi yang digunakan dalam Komunikasi ke Bawah (Muhammad, 2004):
- Bentuk
lisan : rapat,
diskusi, interview, telepon, sistem interkom, kontak interpersonal,
laporan lisan, ceramah.
- Bentuk
tulisan : surat, memo, telegram, majalah, surat kabar, deskripsi
pekerjaan, panduan pelaksaan pekerjaan, laporan tertulis, pedoman
kebijaksanaan.
- Bentuk
gambar : grafik, poster, peta, film, slide.
- Faktor yang mempengaruhi komunikasi antara atasan dan bawahan serta hambatan dalam komunikasi
Arus
komunikasi dari atasan kepada bawahan tidaklah selalu berjalan lancar, tetapi
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain yaitu sebagai berikut:
1)
Keterbukaan
Kurangnya sifat terbuka antara pimpinan dan karyawan
akan menyebabkan pemblokan atau tidak mau menyampaikan pesan dan gangguan dalam
pesan. Umumnya para pimpinan tidak begitu memperhatikan arus komunikasi ke
bawah. Pimpinan mau memberikan informasi kebawah bila mereka merasa pesan itu
penting bagi penyelesaian tugas. Tetapi apabila suatu pesan tidak relevan
dengan tugas pesan tersebut tetap dipengangnya. Misalnya seorang pimpinan akan
mengirimkan pesan untuk memotivasi karyawan guna menyempurnakan produksi,
tetapi tidak mau mendiskusikan kebijaksanaan baru dalam mengatasi
masalah-masalah organisasi.
2)
Kepercayaan pada pesan tulisan
Kebanyakan para pimpinan lebih percaya pada pesan
tulisan dan metode difusi yang menggunakan alat-alat elektronik daripada pesan
yang disampaikan secara lisan dan tatap muka. Hal ini menjadikan pimpinan lebih
banyak menyampaikan pesan secara tertulis berupa buletin, booklet, dan film
sebagai pengganti kontak personal secara tatap muka antara atasan dan bawahan.
3)
Pesan yang berlebihan
Banyaknya pesan-pesan yang dikirimkan secara
tertulis maka karyawan dibebani dengan memo, buletin, surat pengumuman, majalah
dan pernyataan kebijaksanaan sehingga banyak sekali pesan-pesan yang harus
dibaca oleh karyawan. Reaksi karyawan terhadap pesan tersebut biasanya cenderung
tidak membacanya. Banyak karyawan hanya membaca pesan-pesan tertentu yang
dianggap penting bagi dirinya dan yang lain dibiarkan saja tidak dibaca.
4)
Ketepatan waktu
Ketepatan waktu pengiriman pesan mempengaruhi
komunikasi ke bawah. Pimpinan hendaklah mempertimbangkan saat yang tepat bagi
pengiriman pesan dan dampak yang potensial kepada tingkah laku karyawan. Pesan
seharusnya dikirimkan ke bawah pada saat saling menguntungkan kepada kedua
belah pihak yaitu pimpinan dan karyawan. Tetapi bila pesan yang dikirimkan
tersebut tidak pada saat dibutuhkan oleh karyawan maka mungkin akan
mempengaruhi kepada efektifitasnya.
5) Penyaringan
Pesan-pesan yang dikirimkan kepada bawahan tidaklah
semua diterima mereka, tetapi mereka saring mana yang mereka perlukan.
Penyaringan pesan ini dapat disebabkan oleh bermacam-macam faktor diantaranya
perbedaan persepsi di antara karyawan, jumlah mata rantai dalam jaringan
komunikasi dan perasaan kurang percaya kepada seorang supervisor mungkin
memblok supervisor.
- Hambatan dalam komunikasi
Hambatan
atau gangguan merupakan sifat yang melekat pada komunikasi. Hambatan dapat
menghalangi pengirim dalam mengirimkan pesan dan penerima dalam menerima pesan.
Sehingga membuat pesan yang disampaikan pengirim berbeda dengan pesan yang
diterima di penerima (Curtis, Floyd& Winsor, 2005). Jenis hambatan komunikasi antara lain :
a) Hambatan
fisik
Faktor fisik dari pengirim dapat menjadi hambatan
dalam komunikasi. Misalnya gangguan kesehatan (suara serak), kecepatan bicara
dan intonasi suara. Faktor fisik dari lingkungan juga dapat menjadi hambatan
dalam komunikasi. Misalnya gangguan alat komunikasi, suara mobil atau pesawat
yang lewat, dengungan komputer, suara genset, dll.
b) Hambatan
psikologis
Faktor psikologis sering kali menjadi hambatan dalam
komunikasi. Umumnya disebabkan oleh si pengirim. Sebelum berkomunikasi, tidak
mengkaji/melihat kondisi si penerima.
c) Hambatan
dalam proses komunikasi
§ Hambatan
dari si pengirim, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi si
pengirim itu sendiri. Hal ini sering dipengaruhi oleh perasaan atau situasi
emosional dari si pengirim ketika mengirimkan pesan.
§ Hambatan
dari si penerima, seperti kurangnya perhatian pada saat menerima atau
mendengarkan pesan tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih
lanjut.
§ Hambatan
dalam memberikan umpan balik. Umpan balik yang diberikan tidak apa adanya,
tidak tepat waktu, tidak jelas, dan sebagainya.
d) Hambatan
semantik
Menyangkut bahasa yang dipergunakan pengirim sebagai
„alat‟ untuk menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada penerima. Seorang
pengirim harus benar-benar memperhatikan hambatan semantis ini, sebab salah
ucap dapat menimbulkan salah pengertian yang pada akhirnya bisa menimbulkan
salah komunikasi.
- Pengaruh komunikasi atasan dan bawahan dalam suatu organisasi
Terciptanya
komunikasi yang efektif di antara manajer dan karyawan banyak dipakai sebagai
alasan oleh karyawan untuk menyukai pekerjaannya. Dalam hal ini, adanya
kesediaan pihak manajer untuk mau mendengar, memahami, dan mengakui pendapat
ataupun prestasi karyawannya sangat berperan dalam menimbulkan kepuasan dalam
bekerja. Penting bagi manajer untuk mengusahakan
terciptanya komunikasi yang efektif dalam organisasi, sebab dengan efektifnya
komunikasi dalam organisasi tersebut, maka akan memicu peningkatan kepuasan
kerja karyawan, sehingga dapat meningkatkan produktivitas yang artinya bagi
organisasi terjadi peningkatan produksi dan pengurangan biaya melalui perbaikan
sikap dan tingkah laku karyawannya. Selanjutnya, masyarakat tentu akan
menikmati hasil kapasitas maksimum dari organisasi, serta naiknya nilai manusia
di dalam konteks pekerjaan. Manusia merupakan unsur yang terpenting dalam suatu
organisasi, maka pemeliharaan hubungan yang terus-menerus dan serasi antara
manajer dengan karyawan dalam setiap organisasi menjadi sangat penting.
Pemeliharaan hubungan tersebut adalah menyangkut komunikasi yang efektif dalam
organisasi agar dapat tercapai kepuasan kerja karyawan.
Efektivitas
komunikasi perlu ditingkatkan demi tercapainya komunikasi yang baik antar
jabatan dalam organisasi. Komunikasi yang jelas dan efektif akan meningkatkan
kinerja karyawan sehingga dapat menguntungkan perusahaan. Peningkatan efektivitas
komunikasi dapat dilakukakan dengan:
a. Kesadaran akan kebutuhan komunikasi
efektif,
b. Penggunaan umpan balik,
c. Menjadi komunikator yang lebih efektif,
dan
d. Pedoman komunikasi yang baik
Komunikasi
akan menjadi efektif ketika terjadi umpan balik antara dua arah atau lebih. Akan
tetapi pada kenyataannya saat ini banyak orang mengesampingkan umpan balik
dalam komunikasi. Selain untuk memberikan informasi dengan adanya respon umpan
balik ini, akan memberikan kepercayaan terhadap sesama kelompok kerja baik
dalam lingkup organisasi besar maupun
kecil, dan sekaligus dapat mengevaluasi berjalannya suatu rencana yang telah
disusun apakah sesuai dengan tujuan atau tidak.
Komunikasi
merupakan hal yang penting dan harus terjadi antara atasan dan bawahan maupun
sesama karyawan di dalam perusahaan. Komunikasi yang baik dan efektif dapat
membuat kinerja karyawannya menjadi lebih baik, karena pada dasarnya sebagai
sumber daya manusia, membutuhkan sesuatu agar dapat memacu keinginan mereka
untuk dapat bekerja dengan lebih giat sehingga mereka mampu meningkatkan
kreativitas dan semangat kerja sesuai dengan batas kemampuan masing-masing.
- Kesimpulan
Komunikasi
adalah proses dimana seseorang berusaha untuk memberikan pengertian atau pesan
kepada orang lain melalui pesan simbolis dan merupakan hal terpennting dalam sebuah organisasi. Dengan komunikasi
seorang menajer bisa saling berinteraksi dengan sesama menajer ataupun dengan
sesama bawahannya.
Di
dalam kelompok/organisasi itu selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang
merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari
pemimpin dan bawahan/karyawan. Di antara kedua belah pihak harus ada komunikasi
dua arah untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai
cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu
organisasi. Salah satu bentuk komunikasi tersebut adalah komunikasi atasan
bawahan.
- Daftar Pustaka
Stepen
P.Robbins, Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
Tisnawati.E,
Saefullah.K. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana.
Tidak ada komentar: