KERJA TIM
Teamwork
bisa diartikan kerja tim atau kerjasama, team work atau kerja sama tim
merupakan bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi
serta berkomitmen untuk mencapai target yang sudah disepakati sebelumnya untuk
mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Harus disadari bahwa
teamwork merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk
mencapai tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan
ketua tim, bukan pula tujuan dari pribadi yang paling populer di tim.
Dalam
sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling bergandeng-tangan
menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan pekerjaan
atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat dikerjakan oleh anggota tim
lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi untuk satu
tujuan bersama.
Saling
mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan dari teamwork.
Jangan pernah mengabaikan pengertian dan dukungan ini. Meskipun terjadi
perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus segera menyingkirkannya
terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan terganggu, bahkan
dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi yang berbeda yang
terkadang menyimpan pula perselisihan. Oleh karena itu, penting untuk menyadari
bahwa kebersamaan sebagai anggota tim di atas segalanya.
Keakraban
tim yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akrab satu sama lain, setia
kawan, dan merasa senasib sepenanggungan. Para anggota tim saling menyukai dan
berusaha keras untuk mengembangankan dan memelihara hubungan interpersonal.
Hubungan interpersonal menjadi sangat penting karena hal ini akan merupakan
dasar terciptanya keterbukaan dan komunikasi langsung serta dukungan antara
sesama anggota team.
Teamwork
merupakan sarana yang sangat baik dalam menggabungkan berbagai talenta dan
dapat memberikan solusi inovatif suatu pendekatan yang mapan, selain itu
ketrampilan dan pengetahuan yang beranekaragam yang dimiliki oleh anggota
kelompok juga merupakan nilai tambah yang membuat teamwork lebih menguntungkan
jika dibandingkan seorang individu yang brilian sekalipun.
Teamwork
dapat didefinisikan sebagai kumpulan individu yang bekerjasama untuk mencapai
suatu tujuan. Kumpulan individu-individu tersebut memiliki aturan dan mekanisme
kerja yang jelas serta saling tergantung antara satu dengan yang lain. Oleh
karena itu sekumpulan orang yang bekerja dalam satu ruangan, bahkan didalam
satu proyek, belum tentu merupakan sebuah teamwork. Terlebih lagi jika kelompok
tersebut dikelola secara otoriter, timbul faksi-faksi di dalamnya, dan minimnya
interaksi antar anggota kelompok. Beberapa isu di dalam :
- Adanya tugas (task) dan masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan. Hal ini seringkali merupakan topik utama yang menjadi perhatian team.
- Proses yang terjadi di dalam teamwork itu sendiri, misalnya bagaimana mekanisme kerja atau aturan main sebuah team sebagai suatu unit kerja dari perusahaan, proses interaksi di dalam team, dan lain-lain
- Keputusan yang dibuat secara bersama-sama akan meningkatkan motivasi team dalam pelaksanaanya.
- Keputusan bersama akan lebih mudah dipahami oleh team dibandingkan jika hanya mengandalkan keputusan dari satu orang saja
- Manfaat dan Fungsi Teamwork
Bekerja
dalam bentuk tim memiliki fungsi yaitu antara lain dapat merubah sikap,
perilaku dan nilai-nilai pribadi serta dapat turut serta dalam mendisiplinkan
anggota tim. Selain itu, bekerja dalam tim dapat dimanfaatkan untuk pengambilan
keputusan , merundingkan dan bernegoisasi.
- Manfaat Bekerja Dalam Tim
a) Bagi
Organisasi Tim
- Meningkatkan produktivitas kerja.
- Meningkatkan kualitas kerja.
- Meningkatkan mentalitas kerja.
- Meningkatkan kemajuan organisasi.
b) Bagi
Anggota Tim
- Tanggung jawab atas pekerjaan ditanggung bersama.
- Sebagai media aktualisasi diri
- Stres atau beban kerja berkurang.
- Tujuan Bekerja Dalam Tim
- Kesatuan Tujuan.
- Setiap anggota tim memiliki kesamaan visi,misi dan program kerja.
- Efisiensi
- Efektif
Setiap
anggota tim memiliki tujuan yang jelas, memiliki keterampilan yang memadai,
memiliki komitmen, saling percaya, memiliki komunikasi yang baik, memiliki
kemampuan bernegoisasi, dan memiliki kemampuan yang tepat.
- Jenis Teamwork
Menurut
Daft (2000) jenis teamwork terdiri dari enam jenis, yaitu:
- Tim Formal
Tim formal adalah sebuah tim yang
dibentuk oleh organisasi sebagai bagian dari struktur organisasi formal.
- Tim Vertikal
Tim
vertikal adalah sebuah
tim formal yang
terdiri dari seorang
manajer dan beberapa orang
bawahannya dalam rantai komando organisasi formal.
- . Tim Horizontal
Tim horizontal adalah sebuah tim formal
yang terdiri dari beberapa karyawan dari tingkat hirarki yang hampir sama
tetapi berasal dari area keahlian yang berbeda.
- . Tim dengan Tugas Khusus
Tim dengan tugas khusus adalah sebuah
tim yang dibentuk di luar organisasi formal untuk menangani sebuah proyek
dengan kepentingan atau kreativitas khusus.
- . Tim Mandiri
Tim Mandiri adalah sebuah tim yang
terdiri dari lima hingga dua puluh orang pekerja dengan beragam keterampilan
yang menjalani rotasi pekerjaan untuk menghasilkan sebuah produk atau jasa
secara lengkap, dan pelaksanaannya diawasi oleh seorang annggota terpilih
- . Tim Pemecahan Masalah
Tim pemecahan masalah biasanya terdiri
dari lima hingga dua belas karyawan yang dibayar perjam dari departemen yang
sama, dimana mereka bertemu untuk mendiskusikan cara memperbaiki kualitas,
efisiensi, dan lingkungan kerja.
- Model Efektifitas Team Work
Efektifitas tim kerja didasarkan pada
dua hasil – hasil produktif dan kepuasan pribadi. Kepuasan berkenaan dengan
kemampuan tim untuk memenuhi kebutuhan pribadi para anggotanya dan kemudian
mempertahankan keanggotaan serta komitmen mereka. Hasil produktif berkenaan
dengan kualitas dan kuantitas hasil kerja seperti yang didefinisikan oleh
tujuan – tujuan tim. Faktor – faktor yang mempengaruhi efektifitas tim yaitu
konteks organisasional, struktur, strategi, lingkungan budaya, dan system penghargaan.
Karakter tim yang penting adalah jenis, struktur, dan komposisi tim.
Karakteristik – karakteristik tim ini mempengaruhi proses internal tim, yang
kemudian mempengaruhi hasil dan kepuasan. Para pemimpin harus memahami dan
mengatur tingkat – tingkat perkembangan, kekompakan, norma – norma, dan konflik
supaya dapat membangun tim yang efektif. Berikut adalah ciri-ciri tim yang efektif :
- Tujuan yang sama
Jika
semua anggota tim mendayung ke arah yang sama, pasti kapal yang didayung akan
lebih cepat sampai ke tempat tujuan, dari pada jika ada anggota tim yang
mendayung ke arah yang berbeda, berlawanan, ataupun tidak mendayung sama sekali
karena bingung ke arah mana harus mendayung. Jadi, pastikan bahwa tim memiliki
tujuan dan semua anggota tim Anda tahu benar tujuan yang hendak dicapai
bersama, sehingga mereka yakin ke arah mana harus mendayung.
- Antusiasme yang tinggi
Pendayung akan mendayung lebih
cepat jika mereka memiliki antusiasme yang tinggi. Antusiasme tinggi bisa
dibangkitkan jika kondisi kerja juga menyenangkan: anggota tim tidak merasa
takut menyatakan pendapat, mereka juga diberi kesempatan untuk menunjukkan
keahlian mereka dengan menjadi diri sendiri, sehingga kontribusi yang mereka
berikan juga bisa optimal.
- Peran dan tanggung jawab yang jelas
Jika semua ingin menjadi pemimpin,
maka tidak akan ada yang mendayung. Sebaliknya, jika semua ingin menjadi
pendayung, maka akan terjadi kekacauan karena tidak ada yang memberi komando
untuk kesamaan waktu dan arah mendayung. Intinya, setiap anggota tim harus
mempunyai peran dan tanggung jawab masing-masing yang jelas. Tujuannya adalah
agar mereka tahu kontribusi apa yang bisa mereka berikan untuk menunjang
tercapainya tujuan bersama yang telah ditentukan sebelumnya.
- Komunikasi yang efektif
Dalam proses meraih tujuan, harus
ada komunikasi yang efektif antar-anggota tim. Strateginya: Jangan berasumsi.
Artinya, jika Anda tidak yakin semua anggota tim tahu apa yang harus menjadi
prioritas utama untuk diselesaikan, jangan berasumsi, tanyakan langsung kepada
mereka dan berikan informasi yang mereka perlukan. Jika Anda tidak yakin bahwa
tiap anggota tim tahu bagaimana melakukan ataupun menyelesaikan suatu tugas,
jangan berasumsi mereka tahu, melainkan informasikan atau tujukanlah kepada
mereka cara melakukannya. Komunikasi juga perlu dilakukan secara periodik untuk
tujuan monitoring (misalnya: sudah seberapa jauh tugas diselesaikan) dan
correcting (misalnya: apakah ada kesalahan yang perlu diperbaiki dalam
menyelesaikan tugas yang telah ditentukan).
Resolusi Konflik
Resolusi Konflik
Dalam
mencapai tujuan mungkin saja ada konflik yang harus dihadapi. Tetapi konflik
ini tidak harus menjadi sumber kehancuran tim. Sebaliknya, konflik ini yang
dapat dikelola dengan baik bisa dijadikan senjata ampuh untuk melihat satu
masalah dari berbagai aspek yang berbeda sehingga bisa diperoleh cara baru,
inovasi baru, ataupun perubahan yang memang diperlukan untuk melaju lebih cepat
ke arah tujuan. Jika terjadi konflik, jangan didiamkan ataupun dihindari.
Konflik yang tidak ditangani secara langsung akan menjadi seperti kanker yang
menggerogoti semangat tim. Jadi, konflik yang ada perlu segera dikendalikan.
6.
Shared
power
Jika ada anggota tim yang terlalu
dominan, sehingga segala sesuatu dilakukan sendiri, atau sebaliknya, jika ada
anggota tim yang terlalu banyak menganggur, maka pasti ada ketidakberesan dalam
tim yang lambat laun akan membuat tim menjadi tidak efektif. Jadi, tiap anggota
tim perlu diberikan kesempatan untuk menjadi ”pemimpin”, menunjukkan
”kekuasaannya” di bidang yang menjadi keahlian dan tanggung jawab mereka
masing-masing. Sehingga mereka merasa ikut bertanggung jawab untuk kesuksesan
tercapainya tujuan bersama.
7. Keahlian
Bayangkan sebuah paduan suara dengan
anggota memiliki satu jenis suara saja: sopran saja, tenor saja, alto saja,
atau bas saja. Tentu suara yang dihasilkan akan monoton. Bandingkan dengan
paduan suara yang memiliki anggota dengan berbagai jenis suara yang berbeda
(sopran, alto, tenor dan bas). Paduan suara yang dihasilkan pasti akan lebih
harmonis.
Demikian
pula dengan tim kerja. Tim yang terdiri dari anggota-anggota dengan berbagai
keahlian yang saling menunjang akan lebih mudah bekerja sama mencapai tujuan.
Berbagai keahlian yang berbeda tersebut dapat saling menunjang sehingga
pekerjaan menjadi lebih mudah dan lebih cepat diselesaikan. Anggota tim dengan
keahlian yang berbeda juga bisa saling memperluas perspektif and memperkaya
keahlian masing-masing Apresiasi. Tiap anggota yang telah berhasil melakukan
apa yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik, atau telah memberikan
kontribusi positif bagi keuntungan tim, pantas mendapat apresiasi. Tentu saja
apresiasi yang diberikan dengan tulus akan lebih terasa dampaknya. Apresiasi
bisa menambah semangat anggota tim yang bersangkutan untuk terus berprestasi.
Apresiasi tidak harus diberikan dalam bentuk uang. ”Saya sangat menghargai ketulusan
Anda membantu pelanggan memilih produk kita yang paling tepat untuknya,”
merupakan satu bentuk apresiasi sederhana berupa kata-kata tulus. Banyak bentuk apresiasi lain yang bisa
diberikan, misalnya: promosi, bonus dalam berbagai bentuk (wisata keluarga yang
dengan menggunakan fasilitas transportasi dan vila perusahaan, beasiswa bagi anak).
Sikap dan pikiran positif.
Dengan
menggunakan kacamata hitam, dunia yang Anda lihat akan lebih redup. Dengan
menggunakan kacamata kehijauan, dunia pun terlihat bernuansa hijau. Demikian
pula dengan ”kacamata” sikap dan pikiran yang positif, dunia di sekitar Anda
akan terlihat positif. Kesulitan pun akan terlihat lebih mudah diatasi, karena
kesulitan bukanlah masalah yang harus dihindari, tetapi tantangan yang harus
ditangani. Sikap dan pikiran yang positif merupakan modal utama sebuah tim.
8.
Evaluasi
Bagaimana sebuah tim bisa
mengetahui sudah sedekat apa mereka dari tujuan, jika mereka tidak menyediakan
waktu sejenak untuk melakukan evaluasi? Evaluasi yang dilakukan secara periodik
selama proses pencapaian tujuan masih berlangsung bisa membantu mendeteksi
lebih dini penyimpangan yang terjadi, sehingga bisa segera diperbaiki. Evaluasi
juga bisa dilakukan tidak sekadar untuk koreksi, tetapi untuk mencari cara yang
lebih baik. Evaluasi bisa dilakukan dalam berbagai cara: observasi, riset
pelanggan, riset karyawan, interview, evaluasi diri, evaluasi keluhan pelanggan
yang masuk, atau sekedar polling pendapat pada saat meeting
- Perbedaan Tim Kerja dan Kelompok Kerja
Kelompok
dengan tim dalam dunia masyarakat dianggap sebagai hal yang sama bahkan sulit
untuk dibedakan, seseorang dapat dikatidakan sebagai kelompok apabila antara
dua orang atau lebih saling berinteraksi dengan tidak kolektif serta tidak
menghasilkan energi yang positif.
Jadi,
sebenarnya kelompok dan tim bukanlah hal yang sama. Apabila kelompok
didefinisikan sebagai dua individu atau lebih yang berinteraksi dan tergantung
yang berkumpul untuk mencapai tujuan tertentu, maka kelompok kerja adalah
kelompok yang berinteraksi terutama untuk berbagi informasi dan membuat
berbagai keputusan untuk membantu
setiap anggota bekerja didalam area tanggung jawabnya.
Kelompok
kerja tidak mempunyai kebutuhan atau kesempatan untuk terlibat dalam kerja
kolektif yang membutuhkan usaha yang sama. Kinerja mereka hanya merupakan
gabungan akhir dari kontribusi individual setiap anggota kelompok. Tidak ada
sinergi positif yang bisa menciptidakan seluruh tingkat kinerja yang lebih
tinggi daripada jumlah masukan.
Sedangkan
Penggunaan
tim secara ekstensif (luas) menghasilkan potensi bagi sebuah organisasi untuk
membuahkan banyak hasil yang lebih besar tanpa peningkatan masukan. Namun,
perhatikan apa yang kita sebut
‘potensi’. Tidak ada yang dengan sendirinya membuat berbagi tim yang
memastikan pencapaian sinergi positif.. Hanya semata-mata menyebut sebuah
kelompok sebagai tim tidak otomatis meningkatkan kinerjanya. Tim yang efektif memiliki berbagai karakteristik umum.
Apabila ingin mendapatkan peningkatkan kinerja organisasi dengan menggunakan
tim, menejemen harus memastikan bahwa tim-timnya memiliki
karakteristik-karakteristik.
Perbedaan
antara kelompok kerja dengan tim kerja dapat digambarkan berikut :
TIM
|
KELOMPOK
|
· Peran
dan Tanggung Jawab
Dengan cara pemahaman bersama.
Para anggota tim mewujudkan peran mereka seperti menjadi leader, fasilitator,
pencatatan, pengumpulan informasi dan pengawasan waktu, dalam
menyelsesaikannya dengan cara bersama untuk sebuah tugas pekerjaan.
|
· Peran
dan Tanggung Jawab
Peran individu dalam kelompok, menentukan bentuk hubungan
dengan orang lain juga, karena peran individu dalam kelompok, sering menjadi
kebingungan dan terjadi konfilk antar individu.
|
· Ukuran
Maksudnya ukuran itu adalah
anggotanya : Terbatas
|
·
Ukuran
Maksudnya ukuran itu adalah anggotanya : Lumayan Besar
|
·
Kepemimpinan
Dirotasi (bergiliran)
Berbagi peran dalam memimpin
|
· Kepemimpinan
Solo (hanya 1 orang dan tidak akan diganti)
Pemimpinnya ditunjuk
|
· Persepsi
Dalam pemahaman pengetahuannya
sesam anggota saling melengkapi
|
·
Persepsi
Fokus pada pendirian pemimpin.
|
· Sasaran
Kinerjanya secara bersama
|
· Sasaran
Kinerjanya individual
|
· Kerja
Sama
Berdiskusi, menghasilkan suatu
keputusan, berbagi pekerjaan antar anggota
|
·
Kerja Sama
Mendiskusikannya, memutuskannya, mendelegasikan suatu
pekerjaan untuk setiap individu
|
·
Pengambilan keputusan
Anggota tidak terlalu berperan
aktif dalam mengambil keputusan
|
· Pengambilan
keputusan
Anggota ikut berperan aktif dalam mengambil keputusan
|
· Peran
Setiap anggota menyadari adanya
ketergantungan dengan anggota lainnya
|
·
Peran
Setiap anggota beranggapan pengelompokkan suatu pekerjaan
hanya sekedar administrasi saja
|
· Tugas
Adanya rasa peka (sadar diri)
terhadap terhadap tugas masing-masing yang telah ditentukan
|
· Tugas
Hanya mengerjakan tugas bagian masing-masing anggota yang
masih diperintahkan
|
·
Pemberian saran
Saling percaya satu sama lain
dalam pemberian saran setiap anggotanya dan diterima secara terbuka
|
·
Pemberian saran
Harus berhati-hati dalam penyampaian saran, karena jika
salah kata, bisa dianggap untuk upaya memecah belahkan kelompok
|
· Hasil
kerja
Penerapan hasil kerjanya sangat
didukung oleh anggota tim.
|
· Hasil
kerja
Penerapan hasil kerja kelompok itu dibatasi oleh seorang
pemimpin
|
· Semangat
Aksi dengan penuh semangat
|
·
Semangat
Kebersamaan dalam mengalahkan musuh
|
· Waktu
pembentukan
Membutuhkan waktu yang cukup lama
|
· Waktu
pembentukan
Dapat membutuhkan waktu hanya dalam beberapa menit
|
· Kegiatan
Selalu positif
|
·
Kegiatan
Netral (kadang positif, kadang negatif)
|
· Keahlian
pekerjaan
Banyak (saling bergantian)
|
· Keahlian
pekerjaan
Hanya sedikit
|
- Peranan Tim Kerja
Peranan
tim secara umum yaitu menggunakan kemampuan dan keahlian unik mereka yang bebas
dari berbagai pembelajaran akademis (misalnya kemampuan mengkoordinasi,
kreatifitas, komunikatif). Sembilan peran tim yang harus dipenuhi yaitu:
- Pencipta-pembaharu (creator-inovator)
Orang
yang mempunyai imajinatif tinggi baik dalam memprakarsai gagasan atau konsep,
dengan ciri tidak tergantung, suka bekerja sendiri, cara dan gaya kerja
tersendiri, pengaturan waktu menurut selera mereka sendiri.
- Penjelajah-promotor (Explorer-promoter)
Orang
dalam kelompok ini senang mengambil gagasan baru dan memperjuangkan kasus,
menemukan sumberdaya untuk mempromosikan gagasannya. Kelemahan orang dalam
kelompok ini: tidak selalu sabar dalam mengendalikan ketrampilan untuk
memastikan gagasan ditindaklanjuti secara rinci.
- Penilai-pengembang (assessor-developer)
Individu
dalam kelompok ini mempunyai ketrampilan analisis yang kuat, paling baik jika
mereka diberi kesempatan untuk mengevaluasi dan menganalisis sebelum diambil
suatu keputusan.
- Pendorong-pengorganisasi (Thruster-organizer)
Individu
dalam kelompok ini suka menyusun prosedur operasi untuk mengubah gagasan
menjadi kenyataan dan menyelesaikan urusan, mereka menentukan tujuan, menegakan
rencana, mengorganisasi orang, dan menegakan sistem untuk menjamin dipatuhinya
batas waktu (deadlines).
- Penyimpul-penghasil (Concluder-producer)
Individu
dalam kelompok ini peduli akan hasil, peran mereka memfokuskan pada diataatinya
batas waktu dan memastikan bahwa semua komitmen ditindak lanjuti. Mereka bangga
akan hasil keluaran secara teratur dan sesuai standar.
- Pengawas-pemeriksa (controller-Inspector)
Individu
dalam kelompok ini sangat mempedulikan penegakan dan mempedulikan penegakan dan
memperkuat aturan dan prosedur. Mereka menguji rincian dan memastikan agar
menghindari ketidaktepatan, mereka mengecek semua fakta dan angka, mereka
menginginkan semua hal lengkap dan sempurna.
- Pemerkuat-penasehat (upholder-maintainer)
Pemerkuat-pemelihara
penting, karena memberi kemamntapan Tim. mereka akan membela dan bertempur demi
tim melawan orang luar.
- Pelapor-penasehat (reporter-adviser)
Individu
dalam kelompok ini mendengarkan dengan baik, dan cenderung tdak menekankan
titik pandangnya kepada orang lain. Mereka cenderung mendapatkan informasi
sebelum mengambil keputusan.
- Penaut (linker)
Peran
ini tumpang tindih dengan yang lain, peran ini dapat dimainkan oleh peran-peran
sebelumnya. Penaut mencoba memahami semua pandangan, mereka sebagai koordinator
dan integrator, mereka tidak menyukai ekstriman, mereka mencoba membina kerja
sama di antara semua anggota tim, mereka memadukan sumbangan anggota tim dan
aktivitas meskipun mungkin ada perbedaan.
- Tahap Perkembangan Teamwork
Ada
empat tahap perkembangan tim, yaitu :
- Undevelopment
Tahap
undevelopment ini adalah tahap yang paling sering dijumpai pada suatu
organisasi. Salah satu ciri dari tahap ini adalah :
a) Terlihat
sekelompok orang mengerjakan suatu tugas tetetapi mereka tidak bersepakat
tentang bagaimana seharusnya mereka bekerja. Contohnya antara lain dalam rapat
atau pertemuan lebih sering terjadi antrian lontaran gagasan dan bukan diskusi. Gagasan yang sebenarnya
bersifat membangun, tidak mereka utarakan. Mereka tidakut jika ‘gagasan itu’
akan mengganggu keseimbangan organisasi.
b) Tidak
melibatkan perasaan individu karena dianggap tidak pada tempatnya untuk
membicarakan perasaan orang lain secara terbuka. Contohnya yaitu setiap orang
sibuk dengan tugasnya masing-masing dan atasan yang membuat hampir semua
keputusan. Sehingga roda organisasi menggelinding sesuai aturan dan prosedur
dari atasannya. Perlu diketahui disini bahwa banyak tim yang tidak efektif menunjukkan
ciri-ciri di atas, dan biasanya terjadi jika atasan memiliki kearifan, energi
dan waktu untuk membuat semua keputusan. Ini bukan kerjasama kelompok yang
benar, karena dengan cara ini kekuatan yang ada didalam tim tidak dimanfaatkan
sehingga lebih terpusat pada pemimpinnya.
- Experimenting
Tahap
ini dimulai ketika tim secara bersungguh-sungguh mulai meninjau ulang metode
operasional yang berlaku selama ini. Pada tahap Experimenting, tim berkemauan
untuk melakukan eksperimen dan uji coba. Mereka berani menghadapi berbagai
kemungkinan dengan memasuki daerah yang belum dikenal.
Pada
tahap perkembangan ini, bahwa berbagai masalah dihadapi dan dibahas secara
lebih terbuka serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang lebih luas
sebelum membuat suatu keputusan. Contohnya yaitu, suatu permasalahan pribadi
dibicarakan secara terbuka, perasaan individu dipertimbangkan dan diselesaikan
sampai tuntas.
Pada
tahap ini walaupun tim telah menjadi lebih terbuka dan mempunyai potensi untuk
menjadi lebih efektif, masih kurang untuk disebut sebagai tim yang efektif yang
menghasilkan keuntungan.
- Consolidating
Setelah
berhasil menyelesaikan masalah antar pribadi di tahap 2, tim mulai memiliki
kepercayaan diri, keterbukaan dan dipercaya untuk mencoba cara kerjanya. Biasanya
tim akan memilih cara kerja yang lebih sistematik atau bermetode. Aturan dan
cara kerja yang kaku diubah dengan aturan baru yang disepakati bersama, dimana
setiap anggota memiliki peran agar tujuan dapat dicapai. Walau hubungan antar
pribadi telah mejadi lebih erat, mereka sadar akan pentingnya aturan-aturan
dasar dan cara kerja yang akan dipakai oleh tim.
Bukti
nyata dari tahap ini adalah cara untuk mencapai suatu keputusan, yaitu adanya
kejelasan tujuan dari aktivitas atau tugas, adanya penetapan sasaran,
pengumpulan informasi yang dibutuhkan, adanya kemauan memikirkan kemungkinan
yang ada pada tim, adanya perencanaan rinci mengenai apa yang harus dilakukan,
kemauan meninjau kembali hasil kerja dan menggunakannya sebagai dasar untuk
memperbaiki cara kerja di masa yang akan datang. Hubungan antar pribadi yang
lebih baik pada tahap 2 ini tetap dipertahankan, tetetapi mereka membangun
aturan dasar dan cara kerja yang akan dipakai oleh tim.
- Mature
Setelah
mengetahui penjelasan dari tahap 3, maka tersusunlah dasar bagi terbentuknya
suatu tim yang matang. Keterbukaan, kepedulian dan peningkatan hubungan pribadi
pada tahap 2 serta pendekatan yang sistematik dari tahap 3 merupakan modal
dasar bagi terbentuknya tim yang benar-benar matang.
Fleksibilitas
menjadi hal yang utama, karena setiap kebutuhan memiliki prosedur kerja yang
berbeda. Seseorang tidak lagi khawatir untuk mempertahankan posisi mereka. Tim
mengenali tipe kepemimpinan yang dibutuhkan saling percaya, jujur, terbuka dan
pemimpin mengenali kebutuhan untuk melibatkan anggotanya.
Saling
percaya, keterbukaan, kejujuran, kerja sama dan konfrontasi maupun review
berkala terhadap hasil kerja, menjadi gaya hidup tim. Tim akan selalu bersedia
untuk membantu tim lain yang mengalami kesulitan maupun yang belum sampai ke
tahap mereka. Tetetapi lebih dari itu, tim ini adalah tempat yang menyenangkan
dan membawa hasil.
- Dimensi Dalam Tim Kerja
Michael
West memaparkan, ada dua dimensi dari fungsi tim, yaitu tugas yang harus
diemban oleh tim dan faktor-faktor sosial yang mempengaruhi bagaimana para
anggotanya merasakan tim sebagai sebuah unit sosial. Tugas yang harus diemban
tim yaitu menjalankan seluruh program pelayanan yang sesuai dengan aturan
organisasi yang baik, di mana dalam setiap tugas kerja selalu ada tujuan,
strategi, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Semua akan efektif jika
dikerjakan dalam sebuah tim kerja. Tetetapi tim kerja merupakan satu unit
sosial yang mempengaruhi kerja tim. Dengan perkataan lain, di dalam tim
terdapat interaksi sosial yang unik dan kompak.
Tim
terdiri atas kumpulan individu yang memiliki perbedaan emosi, sosial, dan
berbagai kebutuhan manusia, yang membuat tim secara keseluruhan dapat membantu
atau bahkan membuat frustrasi. Hal ini disebabkan tim bukan saja berkumpul dan
menjalankan tugas organisasi, tetetapi ada yang penting dan perlu mendapatkan
perhatian, yakni relasi sosial dalam kebersamaan mereka sebagai sebuah tim
kerja. Relasi antarpribadi yang akrab dan terbuka untuk bekerja dengan satu
hati, satu pikiran dan satu kehendak, akan menolong tim kerja berjalan dengan
efektif. Empat dimensi tim yang efektif :
- Dimensi Personal
a) Tim
yg efektif memiliki komitmen yg dalam satu dengan yang lain.
b) Segenap
tim saling menularkan anthusiasme.
c) Setiap
orang rindu memberi kontribusi demi mencapai tujuan bersama.
- Dimensi Relational
a) Tim
yang efektif berkomunikasi secara terbuka dan jujur.
b) Mereka
berkolaborasi dengan kesediaan untuk saling melengkapi demi mencapai tujuan
bersama.
c) Mereka
memanage konfliks secara bijak.
- Dimensi Strategis
a) Tim
yang efektif fokus kepada visi yg menjadi pendorong untuk terus maju bersama.
b) Mereka
menyepakati dan mengikuti sasaran yang jelas.
- Dimensi Proses
a) Tim
yang efektif sangat terbuka terhadap perubahan.
b) Mereka memiliki kesadaran yang kuat akan keterkaitan segenap anggota tim.
b) Mereka memiliki kesadaran yang kuat akan keterkaitan segenap anggota tim.
Tidak ada komentar: